Bojonegoro | Lensapewarta.com , – Sebagai upaya membantu petani, mahasiswa KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro memodifikasi alat pertanian penabur pupuk sederhana yang dapat meminimalisir cedera punggung. Selain itu, produk ini sebagai upaya dukungan mahasiswa dalam program pertanian untuk menyongsong smart village.
Ketua kelompok 37 KKN Unugiri Bojonegoro, Deni Ferdian Saputra, modifikasi alat pertanian ini setelah melihat besarnya potensi dalam bidang pertanian di Desa Tegalkodo Kecamatan Sukosewu. Di desa ini, sebagian besar warga berprofesi sebagai petani. Hal itu kemudian menjadi inisiatif mahasiswa KKN kelompok 37 Unugiri Bojonegoro untuk mengembangkan program di sektor pertanian.
“Setelah melalui proses observasi dan diskusi bersama petani, maka kami berinisiatif mengembangkan alat pertanian yaitu penabur pupuk sederhana dengan tujuan untuk mempermudah kerja para petani khususnya di Desa Tegalkodo Kecamatan Sukosewu,” ucapnya. Kamis (24/8).
Lebih lanjut Deni Ferdian menjelaskan pembuatan alat penabur pupuk sangat sederhana, hanya membutuhkan dua bahan saja yaitu paralon dan jirigen. Untuk cara penggunaanya pun sama dengan alat penabur pupuk biasanya. Namun untuk penabur yang kita buat ini khusus untuk pupuk kering.
“Semoga dengan adanya alat penabur pupuk sederhana ini dapat membantu para petani dan dapat meminimalisir cedera punggung sehingga mendapatkan kemudahan dan hasil panen yang memuaskan,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Desa Tegalkodo Tommy Listiono juga menuturkan bahwa inovasi yang dilakukan oleh para mahasiswa bisa dipahami, dicermati dan bisa ditiru oleh petani. Dengan alat pertanian yang telah diciptakan dapat meringankan biaya namun bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
“Jika Prospek ini bagus dan berhasil alat ini dapat dipasarkan ke BUM Desa oleh kelompok tani, karena 90% warga kita para petani atau buruh tani,” tuturnya.
Ketua kelompok tani Desa Tegalkodo, Anshori menambahkan kontribusi mahasiswa KKN Unugiri sangat membantu masyarakat di desa terutama sebagai terobosan baru dalam teknologi pertanian. Kehadiran mahasiswa menjadi pemicu semangat masyarakat untuk lebih giat mengelola lahan pertanian dengan alat yang lebih modern. (**)