Papua- transisinews.com. Sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Warinussy turut mengecam tindakan “penyerangan” terhadap salah seorang jurnalis CNN Arie Bagus Poernomo pada Rabu, 28- 12/2023, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Aksi “serangan” terhadap awal media CNN tersebut terjadi saat jurnalis Poernomo sedang menjalankan tugas persnya yang dilindungi hukum (Undang Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers). Yaitu dalam meliputi peristiwa penjemputan dan pengusungan jenasah almarhum mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dari bandar udara Sentani ke STAKIN
sebagai tempat persemayaman pertama sebelum dibawa untuk dikebumikan di kediaman pribadi almarhum yang terletak di Koya Tengah, Kota Jayapura, Rabu pagi (28/12). Diberitakan bahwa jurnalis CNN tersebut mengalami penganiayaan dan alat kerjanya berupa handphone hendak dirampas oleh sekelompok orang tak dikenal.
Namun karena rekan jurnalis Poernomo berupaya melindungi alat kerja tersebut, sehingga pelaku serangan terhadap dirinya kemudian melakukan tindakan penganiayaan dan kekerasan atas dirinya hingga mengalami luka dan cidera serius hingga sempat dirawat. Ungkap Warinussy
LP3BH Manokwari mendesak Kapolres Jayapura untuk mengambil langkah hukum guna mengungkap kasus yang dialami jurnalis CNN ini. Kami meminta Kapolres Jayapura dengan dukungan supervisi dari Kapolda Papua Irjen Pol.Mathius D.Fachiri agar segera menangkap para pelaku tindakan kekerasan dan penganiayaan yang merupakan “serangan” terhadap kerja- kerja jurnalis dan awak media yang dilindungi hukum. Jelasnya
Sebagai salah satu mantan jurnalis saya erlu menegaskan bahwa para jurnalis sejatinya bukan merupakan bagian dari sebuah konflik, tetapi mereka merupakan pionir penting dari sebuah proses mendidik publik di negara ini termasuk di Tanah Papua untuk menempuh langkah damai dan persuasif guna mengakhiri setiap konflik. Sehingga perbuatan oknum-oknum tak bertanggung jawab atas diri Jurnalis Poernomo dari CNN mesti diselesaikan secara hukum, demi memastikan tidak berulangnya kasus semacam ini di masa depan. Tutup Warinussy
