Lensa Pewarta News
Reporter : Angga Pudji A
Kediri | Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri mengadakan konsolidasi aksi di Warung Cinarito Kopi pada Sabtu, (22/2/25) sekira pukul 13.00 wib.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai elemen mahasiswa yang antusias, termasuk Organisasi Kemahasiswaan (ormek), Dewan Mahasiswa, serta UKM dan UKK.
Sebut saja YM, selaku koordinator lapangan aksi sekaligus Ketua Dema IAIN Kediri, menyampaikan bahwa keresahan mahasiswa terhadap kondisi kampus yang bobrok telah terpendam lama.
Kebijakan efisiensi anggaran pun yang diterapkan menjadi pemicu utama munculnya gelombang protes yang lebih luas.
“Akibat dari dampak efisiensi anggaran, muak sudah. Hal ini kita tidak bisa pendam lagi. Aksi kita ini tidak hanya menyoroti efisiensi anggaran, tetapi juga berbagai persoalan mendesak lainnya,” tegas YM.
Sebagai tindak lanjut dari konsolidasi, aksi demonstrasi akan digelar pada Rabu, 26 Februari 2025. Berdasarkan hasil diskusi di Warung Cinarito Kopi, beberapa tuntutan utama yang disepakati adalah sebagai berikut:
1. Transparansi dalam alokasi anggaran kampus sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi anggaran.
2. Kejelasan mengenai program BTQ yang dianggap bermasalah.
3. Kepastian terkait transformasi IAIN Kediri menjadi UIN Syekh Wasil Kediri.
4. Penyusunan surat keputusan (SK) yang mengatur tindakan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual.
5. Perbaikan layanan akademik dan administrasi di IAIN Kediri, baik di tingkat institut maupun fakultas.
Dalam aksi tersebut, akan melibatkan sekitar 700 mahasiswa dari berbagai elemen tanpa membawa identitas lembaga masing-masing, melainkan bersatu di bawah satu nama: “Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri”.
Untuk mendukung jalannya aksi, massa akan membawa sejumlah perlengkapan, antara lain:
1. Dua truk sound system beserta beberapa pengeras suara kecil.
Tujuh banner bertuliskan tuntutan menggunakan cat semprot (pilox).
2. Poster dalam jumlah yang tidak bisa dihitung.
3. Lima ban bekas yang akan digunakan dalam aksi bakar ban.
Melihat jumlah peserta dan perlengkapan yang disiapkan, aksi ini diperkirakan akan berlangsung dalam skala besar. Dengan tuntutan yang dianggap krusial dan kondisi kampus yang dinilai semakin memburuk menjelang perubahan status menjadi UIN, para mahasiswa menegaskan bahwa “AKSI INI WAJIB DILAKUKAN!”