Menguak Misteri “Onggo Inggi” Hantu Sungai Bengawan Solo

admin
20250330 004713

Lensa Pewarta News

Oleh : Gok Ras

Di sebuah kampung tepi bantaran sungai Bengawan Solo, tepatnya di Ledok Wetan, GG. Bombay RT 01. RW. 01 Utara pasar Bojonegoro kota, ada sebuah legenda misteri yaitu tentang hantu sungai Bengawan Solo yang disebut “Onggo Inggi”.

Konon kata orang dulu, Onggo bearti dedemit. Dan Inggi bearti petinggi. Onggo Inggi diistilahkan yaitu petinggi dedemit sungai Bengawan Solo.

Onggo Inggi juga digambarkan bertubuh manusia, berkulit coklat kemerahan, berambut panjang pirang kekuningan, dan berwajah seperti manusia umumnya.

Menurut legenda setempat, Onggo Inggi muncul tidak pada malam hari namun di siang hari, sekira jam 12.00 wib, ketika matahari sedang bersinar terik dan keadaan tepi Bengawan sepi orang.

Dalam mencari mangsanya ia sering menyerupai ujud sebagai manusia biasa dan berjalan-jalan, terkadang duduk di bawah pohon bambu atau pohon besar lainya yang tumbuh di pinggiran bengawan.

Namun, ada satu hal yang membuat Onggo Inggi berbeda dari manusia biasa. Ia memiliki kebiasaan mengajak orang yang sendirian di tepi Bengawan untuk menuju ke arah tengah atau ke air Bengawan yang curam. Dan setelah mereka sampai di tujuan sungai, Onggo Inggi akan menghilang, menarik korban untuk ditenggelamkan dasar sungai.

Legenda Onggo Inggi telah menjadi cerita turun-temurun di Ledok Wetan. Orang-orang Ledok Wetan selalu berhati-hati ketika berada ditepian bantaran, terutama pada siang hari. Mereka selalu waspada terhadap kehadiran Onggo Inggi.

Suatu hari, ada seorang pengantin baru bernama Joko sedang menyeberangi Bengawan dengan naik perahu dari Desa Banjarsari menuju Ledok Wetan. Ditengah Bengawan, mata Joko mbelalak dengan pandangan kosong dan merasa melihat dataran sungai seperti ada pesta besar. Joko pun berpamitan sama istrinya hendak lihat pesta.

Istrinya berkata, ” jangan mas, tidak ada pesta disini”, sambil menarik tangan kiri Joko.

Spontan Joko berkata kasar dan membentak istrinya, ” jangan halangi aku, itu ada putri raja ingin mengajak ku,” sambil melepas genggaman tangan istrinya.

Pengayuh perahu dan istri Joko pun bingung dan saling bertatapan wajahnya. Di lengahnya kebingungan mereka berdua, Joko pun ambil kesempatan dan melompat kan diri dari perahu dan akhirnya tenggelam. Sebelum tenggelam Joko berteriak “tolonggg.. tolong .. kaki saya ditarik Onggo inggi”.

Disinyalir, orang – orang yang mati tenggelam kebanyakan bukan warga asli Ledok Wetan. Melainkan orang pendatang atau orang yang menikahi warga setempat. Termasuk Joko (nama samaran) warga pendatang yang menikahi warga asli gg Matekram Ledok wetan. Dan kejadian ini nyata sekitar tahun 1980an.

Sejak kejadian itu, warga Ledok Wetan selalu berhati-hati ketika berada di sekitar bsntaran sungai bengawan. Tokoh masyarakat pun juga selalu mengingatkan orang-orang sekitar dan pendatang untuk berhati-hati terhadap kehadiran Onggo Inggi yang bisa menyerupai siapapun.

“Lebih baik, berdoa bila ada ditepian bantaran sungai. Jangan suka melamun, jangan mudah percaya bila ada orang tidak dikenali yang mengajak untuk menyeberangi atau mandi di sungai, kita harus teliti,” kata sesepuh setempat.

Singkat cerita, legenda Onggo Inggi ini terus hidup di Ledok wetan tersebut, menjadi cerita turun-temurun yang selalu diceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucu. Percaya dan tidaknya cerita ini, saya kembalikan ke diri anda sendiri. Jangan lupa beri komentar dibawah ini, serta saran dan kritikannya.

 

Bojonegoro ,25 Maret 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ojo di copast cuk !!